.
Home » » MURID SULIT BELAJAR?

MURID SULIT BELAJAR?

Written By Hadi Prayitno on Senin, 19 Juli 2010 | 03.06

Murid Sulit Belajar?
Oleh: EKA DIANTI USMAN, S.Pd.

KITA sering menemukan beberapa siswa, yang mengalami hambatan belajar. Ia sulit meraih prestasi dasar di sekolah, padahal telah mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh. Bahkan ditambah belajar tambahan di rumah, tapi hasilnya tetap kurang memuaskan.

Siswa jadi terkesan lambat melakukan tugas, yang berhubungan dengan kegiatan belajar. Mereka tampak pemalas, mudah putus asa, acuh tak acuh. Terkadang disertai sikap menentang orang tua, guru, atau siapa saja yang mengarahkan mereka pada proses belajar.

Mereka pun menunjukkan gejala emosional kurang wajar seperti pemurung, mudah tersinggung. Tak jarang mereka berperilaku menyimpang seperti membolos, melalaikan tugas dan mogok belajar. Juga biasanya mengalami hambatan dalam sosialisasi di sekolah. Bahkan tindakan agresif terkadang muncul dalam pergaulan.

Ada dua sumber utama siswa mengalami kesulitan belajar, yaitu berasal dari dirinya sendiri dan dari luar diri siswa. Dari dalam diri siswa bisa berupa gangguan otak, gangguan panca indra, cacat fisik dan gangguan psikis. Sedangkan penyebab dari luar siswa berupa keadaan keluarga, sarana & prasarana sekolah, dan kondisi sosial masyarakat.

Gangguan pada otak mengakibatkan persepsi siswa terganggu. Mereka tak mampu menangkap pelajaran. Menurut Dr. Abdulbar Hamid (dari Bagian Neurologi FKUI/RSCM), anak yang mengalami disfungsi minimal otak (DMO), seringkali sulit belajar. Gejala DMO dapat berupa kesulitan belajar spesifik, atau kelainan perilaku.

Gejala kesulitan belajar spesifik: 1. Gangguan atensi (hiperaktivitas); 2. Gangguan wicara/bahasa (disfasia); 3. Kesulitan membaca (disleksia); 4. Kesulitan menulis (disfragia); 5. Kesulitan berhitung (diskalkulia); 6. Tak terampil (dispraksia).
Pertumbuhan otak sangat ditentukan pada usia 2 tahun. Kualitas makanan yang diberikan berpengaruh pada otaknya. Tetapi sayang banyak orang tua yang belum paham, sehingga pemberian makanan bergizi untuk pertumbuhan otak kurang diperhatikan. Malah terkadang orang tua memberi makanan yang mengandung monosodium glutamat, yang berdasarkan penelitian dapat merusak sel-sel saraf dan memengaruhi kecerdasan.

Cacat fisik adakalanya jadi penghambat belajar, sebab siswa yang cacat fisiknya terkadang juga mengalami gangguan psikis. Mereka bisa minder, malu, merasa dikucilkan dan terkadang mencoba menutup-nutupi keadaan, dengan tingkah laku yang unik atau tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan sekolahnya.

Keadaan keluarga menentukan keberhasilan belajar. Keluarga harmonis, penuh perhatian dan paham akan pentingnya pendidikan merupakan motivator utama berprestasi. Namun keadaan keluarga disharmonis membuat konsentrasi siswa menjadi terganggu, pikirannya terpecah antara tugas di sekolah dan suasana rumah yang tak nyaman.

Suasana sekolah yang tidak ideal pun dapat menjadi penyebab kesulitan belajar siswa. Jumlah siswa yang terlalu banyak dalam satu kelas tentu dapat mengganggu kenyamanan belajar karena perhatian guru menjadi terpecah. Terkadang perhatian guru sering terkonsentrasi pada siswa yang berprestasi dan aktif. Sementara siswa yang kurang aktif biasanya kurang terperhatikan.

Pendekatan dan metode proses belajar mengajar harus bervariasi, karena jika monoton akan menyebarkan kejenuhan. Potensi murid tidak sepenuhnya tergali, bahkan selalu kurang kontrol dalam pengembangan kemampuan. Jika dibiarkan akan menambah permasalahan, dan menghambata belajar. Biasanya siswa jadi malas belajar.
Lingkungan dan sarana di sekolah turut menunjang keberhasilan siswa. Lingkungan sekolah sedikit banyak mempengaruhi kenyamanan siswa. Lingkungan yang asri dan bersih mempunyai kesan tersendiri bagi siswa. Dari beberapa sekolah yang pernah penulis kunjungi, sangat jarang ditemui WC siswa yang bersih dan nyaman.

Jika lingkungan sekolah kotor tentu berdampak pada kesehatan siswanya. Siswa jadi sering sakit akibatnya pelajaran jadi ketinggalan. Sarana proses belajar mengajar yang lengkap tentu akan menambah motivasi belajar siswa, sebaliknya sarana yang kurang dapat mengakibatkan penyampaian materi pelajaran kurang baik.
Kondisi sosial masyarakat akan berpengaruh terhadap perkembangan siswa. Siswa yang hidup dalam lingkungan yang rusak, besar kemungkinan akan tumbuh mentalitas yang rusak pula. Penyakit sosial yang tumbuh jelas sangat mempengaruhi moralitas seseorang. Seorang siswa dalam masa usia remaja, masa mencari identitas, sangat rawan dari pengaruh lingkungan negatif.

Untuk mencegah sebab-sebab kesulitan belajar, perlu kerjasama antara siswa, orang tua dan sekolah. Gejala sekecil apapun agar tidak dianggap sepele tapi dicari solusi yang tepat. Penyebab kesulitan belajar siswa bisa ditelusuri guru bimbingan dan penyuluhan, psikolog, psikiater, dokter. Bila sudah diketahui penyebabnya, tentu akan mudah untuk memperbaikinya.***
Penulis, guru SMP Negeri 1 Padalarang.

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0505/16/1104.htm, diakses hari Jumat, 22 Juli 2005
Share this article :

0 komentar:



 
Support : Tohib Mustahib
Copyright © 2013. BAHASA DAN SASTRA INDONESIA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger